Di Antara Cara Melindungi Diri dari Kemunafikan: Memperbanyak Zikir

Kemunafikan merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Ia bukan hanya menggerogoti keimanan, tetapi juga bisa menyeret pelakunya kepada azab yang pedih di akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman mengenai kondisi orang-orang munafik:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.”
(Qs. An-Nisaa: 145)

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya setiap muslim mencari cara agar terhindar dari sifat kemunafikan, baik yang besar maupun yang kecil.

Zikir sebagai Pengaman dari Kemunafikan

Salah satu cara penting untuk melindungi diri dari kemunafikan adalah memperbanyak zikir, yaitu mengingat Allah dalam setiap keadaan.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:

“Banyak berdzikir mengingat Allah adalah pengaman dari kemunafikan. Karena sesungguhnya orang munafik itu sedikit berdzikir.”

Beliau mengutip firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Dan mereka tidak menyebut Allah kecuali sedikit.”
(Qs. An-Nisaa: 142)

Pernyataan ini terdapat dalam karya beliau al-Wabilus Shayib, halaman 161. Dalam kitab tersebut, Ibnu Qayyim membahas secara luas keutamaan zikir dan bahayanya hati yang lalai dari mengingat Allah.

Makna Zikir dalam Kehidupan Sehari-hari

Zikir bukan sekadar ucapan lisan, seperti tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Zikir juga mencakup kesadaran hati terhadap kehadiran dan kekuasaan Allah, serta keterlibatan akal dan jiwa dalam mengingat-Nya. Seorang yang senantiasa mengingat Allah akan senantiasa menjaga lisan, perbuatan, dan niatnya dari kemaksiatan. Ia akan terhindar dari sifat pura-pura dan kemunafikan karena hatinya hidup dan terjaga.

Sebaliknya, orang yang jarang atau bahkan tidak berdzikir, hatinya akan kosong dan mudah ditempati oleh penyakit hati seperti riya’, dengki, ujub, dan kemunafikan.

Penutup dan Ajakan

Mari kita tingkatkan kualitas dan kuantitas zikir dalam kehidupan kita. Tidak hanya dengan lisan, tetapi juga dengan hati yang hadir. Jadikan zikir sebagai bagian dari rutinitas harian, baik saat senang maupun susah, di kala lapang maupun sempit.

Semoga Allah menjaga kita dari sifat-sifat orang munafik dan meneguhkan hati kita dalam keimanan yang tulus.

📚 Sumber Rujukan:

  • Al-Qur’anul Karim: Surah An-Nisaa ayat 142
  • Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, al-Wabilus Shayib, hlm. 161

Menjadi lembaga Islam unggul dalam pendidikan, sosial, dan dakwah untuk membangun SDM berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah, bermoral, cerdas, berdaya saing, berpikiran global, dan adaptif terhadap perkembangan zaman

Kontak

2025. Yayasan Pesantren Muassasah Al-Hayaa. All rights reserved.